rss feed

Kamis, 04 Oktober 2012

Neraka

Lukas 12:5
LAI TB, Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!"
King James Version, , But I will forewarn you whom ye shall fear: Fear him, which after he hath killed hath power to cast into hell; yea, I say unto you, Fear him.
The Orthodox Jewish Bible, Third Edition, © 2002-2003, Artist for Israel International Publishers, , But I will show you Someone of whom you should have yir'ah; fear the one who after killing the body has the samchut to throw into Gehinnom. Ken, I say to you, have yir'ah of this One.
TR, υποδειξω δε υμιν τινα φοβηθητε φοβηθητε τον μετα το αποκτειναι εξουσιαν εχοντα εμβαλειν εις την γεενναν ναι λεγω υμιν τουτον φοβηθητε
Translit. Interlinear, hupodeixô {Aku akan memperingatkan} de {dan} humin {kepada kalian} tina {siapakah} phobêthête {kalian takut} phobêthête {takutlah kalian} ton {yang} meta {sesudah} to apokteinai {membunuh} exousian {kuasa} ekhonta {memiliki} embalein {untuk melemparkan} eis {ke dalam} tên geennan {neraka} nai {ya} legô {Aku berkata} humin {kepada kalian} touton {ini} phobêthête {takutlah kalian}



NERAKA berasal dari kata Ibrani שאול - SYE'ÔL, syïn-vâv-lâmed; Yunani αδης - HADÊS dan γεεννα - GEENNA (baca: gehenna), King James Version hell, semuanya menunjuk pada wilayah orang mati. Sebutan yang pertama dan kedua biasanya diterjemahkan dunia orang mati, yang ketiga neraka.

:
Asal kata Ibrani שאול - SYE'ÔL tidak jelas. Kata ini dalam Perjanjian Lama dipakai bagi tempat orang mati. Secara umum, dapat dikatakan bahwa kata penggambaran itu adalah keadaan orang mati. Dalam banyak hal kata itu mempunyai kesamaan dengan kata Babel aralu. Tapi tempat ini diperintah oleh dewa-dewanya sendiri, sedangkan YHVH adalah pemerintah atas SYE'ÔL. Tentang hal ini ada dua pandangan yang bertentangan di Israel mulai dari abad ke-8 sebelum Masehi; pandangan primitif mengatakan bahwa SYE'ÔL adalah suatu kuasa yang terlepas dari YHVH, pandangan kedua yakin bahwa kuasa YHVH juga meliputi SYE'ÔL.

Dalam sastra Yahudi kemudian di SYE'ÔL ada tempat terpisah bagi orang jahat dan yang benar. Di situ masing-masing dapat menikmati awal pengalaman dari nasib kekalnya.

* Matius 11:23LAI TB, Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.

KJV, And thou, Capernaum, which art exalted unto heaven, shalt be brought down to hell: for if the mighty works, which have been done in thee, had been done in Sodom, it would have remained until this day.

The Orthodox Jewish Bible, Third Edition, © 2002-2003, Artist for Israel International Publishers, And you, K'far-Nachum, were you lifted up as far as Shomayim? You shall be brought down as far as Sheol. For if in S'dom were accomplished the gevurot that were accomplished among you, S'dom would have a she'arit today!

TR, και συ καπερναουμ η εως του ουρανου υψωθεισα εως αδου καταβιβασθηση οτι ει εν σοδομοις εγενοντο αι δυναμεις αι γενομεναι εν σοι εμειναν αν μεχρι της σημερον

Translit interlinear, kai {dan} su {engkau} kapernaoum {Kapernaum} hê {yang} heôs {hingga} tou ouranou {langit} hupsôtheisa {dinaikkan} heôs {hingga} hadou {dunia orang mati} katabibasthêsê {engkau akan dibawa turun} hoti {bahwa} ei {jika} en {di} sodomois {Sodom} egenonto {mereka terjadi} hai dunameis {perbuatan-perbuatan ajaib} hai {yang} genomenai {terjadi} en {di dalam} soi {-mu} emeinan {mereka tinggal} an {apa saja} mekhri {sampai} tês sêmeron {hari ini

Kata Yunani αδης - HADÊS, King James Version hell dalam sastra Yunani menunjuk pada dunia di bawah, atau dunia orang mati. Dalam Septuaginta (LXX) dipakai untuk menerjemahkan שאול - SYE'ÔL.

* Kejadian 37:35LAI TB, Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!' Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.

KJV, And all his sons and all his daughters rose up to comfort him; but he refused to be comforted; and he said, For I will go down into the grave unto my son mourning. Thus his father wept for him.

The Orthodox Jewish Bible, Third Edition, © 2002-2003, Artist for Israel International Publishers, And all his banim and all his [b]banot rose up to comfort him; but he refused to be comforted; and he said, For I will go down to beni mourning to Sheol. Thus Aviv wept for him.

Hebrew,
וַיָּקֻמוּ כָל־בָּנָיו וְכָל־בְּנֹתָיו לְנַחֲמֹו וַיְמָאֵן לְהִתְנַחֵם וַיֹּאמֶר כִּי־אֵרֵד אֶל־בְּנִי אָבֵל שְׁאֹלָה וַיֵּבְךְּ אֹתֹו אָבִיו׃ Ttranslit. Interlinear, VAYÂQUMÛ {dan mereka bangkit} KHOL-BÂNÂV {seluruh anaknya yang laki-laki} VEKHOL-BENOTÂV {dan seluruh anak perempuannya} LENAKHAMÕ {untuk menghiburkannya} VAYEMÂ'ÊN {dan menolak} LEHITENAKHÊM {untuk dihiburkan mereka} VAYO'MER {dan ia berkata} KÏ-'ÊRÊD {karena aku akan turun} 'EL-BENÏ {kepada anakku} 'ÂVÊL {aku meratap} SYE'OLÂH{ke dalam SYE'ÕL} VAYÊVEKH {dan ia menangis} 'OTÕ {baginya} 'ÂVÏV {ayahnya}

Septuaginta, συνηχθησαν δε παντες οι υιοι αυτου και αι θυγατερες και ηλθον παρακαλεσαι αυτον και ουκ ηθελεν παρακαλεισθαι λεγων οτι καταβησομαι προς τον υιον μου πενθων εις αδου και εκλαυσεν αυτον ο πατηρ αυτου

translit. sunêkhthêsan de pantes hoi huioi autou kai hai thugateres kai êlthon parakalesai auton kai ouk êthelen parakaleisthai legôn hoti katabêsomai pros ton huion mou penthôn eis hadou kai eklausen auton ho patêr autou

Gehenna berasal dari bahasa Ibrani גיא הנם - GÂY'-HINOM. Asalnya tidaklah jelas. Beberapa ahli berpendapat kata itu berasal dari suatu akar kata Aram purba yang artinya meratap, tapi kebanyak ahli modern menganggap itu mustahil. Hinnom hampir dapat dipastikan adalah nama dari seseorang. Dalam tulisan-tulisan Yahudi yang kemudian kata geenna-geenna mempunyai pengertian tempat penghukuman bagi orang-orang berdosa. Sastra para rabi mengandung bermacam-macam pendapat tentang siapa yang akan diganjar penghukuman kekal. Tersebar luas pendapat bahwa penderitaan sebagian orang akan diakhiri dengan pemusnahan, atau bahwa api gehenna dalam beberapa hal bersifat menyucikan. Tapi mereka yang menganut paham ini juga mengajarkan kenyataan penghukuman yang kekal atas orang-orang dengan dosa-dosa tertentu.

* 2 Petrus 2:4LAI TB, Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;

KJV, For if God spared not the angels that sinned, but cast them down to hell, and delivered them into chains of darkness, to be reserved unto judgment;

The Orthodox Jewish Bible, Third Edition, © 2002-2003, Artist for Israel International Publishers, For if Hashem did not spare malachim that sinned, but cast them into Gehinnom, consigning them to the kaval of choshech to be kept for Mishpat;

TR, ει γαρ ο θεος αγγελων αμαρτησαντων ουκ εφεισατο αλλα σειραις ζοφου ταρταρωσας παρεδωκεν εις κρισιν τετηρημενους

Translit, Translit. Interlinear, ei {jika} gar {karena} ho theos {Allah} aggelôn {malaikat-malaikat} hamartêsantôn {berbuat dosa} ouk {tidak} epheisato {Dia menyayangkan} alla {melainkan} seirais {kepada rantai, LAI: gua} zophou {kegelapan} tartarôsas {melemparkan ke neraka} paredôken {Dia menyerahkan} eis {kepada} krisin {penghakiman} tetêrêmenous {disimpan}

Dalam 2 Petrus 2:4 dipakai kata kerja ταρταροω - TARTAROÔ, melemparkan ke dalam neraka. Kata Yunani tartaros berarti tempat dijalankan penghukuman yang kekal, jurang yang terdalam di neraka, tapi di sini dikenakan terhadap tempat penghukuman bagi malaikat-malaikat yang murtad. Kata tartaros dijumpai dalam tulisan Yunani kuno yang menggambarkan tempat tinggal orang jahat yang sudah mati, mengandung makna yang sama dengan neraka menurut pengertian Yahudi.

When you choose anything, you reject anything else

G. K. Chesterton, Orthodoxy

dan mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada

Obaja 1:16

dan mereka (iblis dan para malaikatnya) disiksa siang malam sampai selama-lamanya

Wahyu 20:10

Perang antara Allah dan iblis tidak akan berlansung selamanya. Kemenangan Allah atas iblis dan kebebasan anak² Allah yang dimenangkan Yesus lewat kematian dan kebangkitan-Nya suatu hari akan dimanifestasikan. Rasul Yohanes memberikan suatu gambaran yang indah tentang hal ini :

* Wahyu 21:3-4

21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

Kita sekarang ini masih berada didalam 'sesuatu yang lama' tersebut. Ketika pertama kali menciptakan manusia, Allah ingin mempunyai hubungan ynag indah dengan mereka. Walaupun akhirnya manusia jatuh dalam dosa, hal ini tidak mengagalkan rencana Allah. Allah dengan sabar terus melanjutkan rencana-Nya. Dan Allah akan berhasil. Pengantin-Nya yang sudah mempersiapkan diri mereka sendiri akan duduk bersama² dengan Kristus dalam perkawinan anak domb (Wah 19:6-10 bdk Mat 25:1-10 ; Ef 5:25-32). Pada hari tersebut 'segala sesuatu' akan dibuat baru (Wah 21:5). 'Segala sesuatu' akan diperdamaikan didalam Kristus (Kol 1:20).

Neraka

Lalu bagaimanakah hal nya dengan neraka? menurut pengertian tradisional, iblis dan malaikatnya dan orang² yang menolak Allah akan menderita dan menerima hukuman untuk selama-lamanya.Mereka akan dilempar kedalam lautan api yang tidak akan padam (Luk 16:22-24; Wah 14:10; 20:14-15). Tapi, bagaimana hal ini bisa konsisten dengan pernyataan bahwa segala sesuatu akan diperdamaikan didalam Kristus (Kol 1:20) dan Dia akan menjadi semua didalam semua (1Kor 15:28) ?

Bagaimana kita bisa mengatakan Allah itu Allah yang maha pengasih, yang telah mati bagi semua orang yang pernah hidup jika Dia menjaga eksistensi mereka didalam neraka untuk memberi siksaan kepada mereka selama-lamanya?

Bagaimana kita bisa merasakan damai sejahtera didalam surga jika disamping kerajaan surga tersebut ada tempat dimana jutaan orang harus menerima siksaan selama-lamanya?

Seorang atheist terkenal, sempat berdebat dengan tokoh apologi kristen William Craig. Dalam perdebatannya si atheist itu berkata begini: "saya punya seorang putri berumur 7 tahun. Walaupun dia mungkin punya dosa kecil²an, tapi saya tidak melihat alasan kenapa Allah nantinya harus menyiksa dia selama-lamanya dineraka".

Penderitaan kekal

Salah satu ayat Perjanjian Lama yang sering dikutip untuk topik ini adalah Daniel 12:2. Disini Daniel memproklamasikan bahwa akan ada kebangkitan orang mati dimana sebagian akan diberi hidup kekal dan sebagian akan menerima kengerian kekal.

Tertullian yang menentang Annihilationism mengatakan "it would be most absurd if the flesh should be raised up and destined to 'the killing of hell', in order to put an end to it, when it might suffer such an annihilation if not raised again at all."

Ayat lain yang juga sering dikutip adalah Yes 66:24 Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.

Dalam Perjanjian baru, Mat 25:31-46 sering dikutip untuk membuktikan doktrin penghukuman kekal. Yesus mengkontraskan antara mereka yang mendapatkan hidup kekal dan mereka yang mendapat hukuman kekal (Ayat 41,46). Jika yang pertama berarti mereka mendapat hidup yang kekal secara sadar maka yang kedua berarti mereka mendapat hukuman kekal secara sadar (jiwanya tidak lenyap!).

Banyak juga yang mengutip 2Tes1:8-9 dan mengatakan bahwa seseorang hanya bisa dikatakan terpisah dari Allah jika dia memang tetap eksis.

Takdir yang lebih buruk daripada kematian

Mereka yang menganut doktrin penghukuman kekal ini berargumen bahwa sebagian besar (jika bukan semua) gambaran dalam Alkitab yang diberikan untuk menggambarkan penghukuman orang berdosa mensugestikan bahwa mereka berada dalam keadaan sadar ketika dihukum. Ketika mereka dilempar ke dalam api, akan ada ratapan dan kertak gigi (Mat 13:42). Supaya ada ratapan dan kertak gigi, seseorang haruslah dalam keadaan sadar.

Perkataan Yesus dalam Mat 18:6 juga menyiratkan hal yang sama. Jika neraka berarti jiwa orang berdosa itu dilenyapkan, maka diceburkan kedalam laut tidak lebih baik baginya daripada harus masuk neraka. Dan, hanya jika neraka (penghukuman) itu kekal maka perkataan Yesus jadi ada artinya bahwa 'lebih baik seseorang itu tidak dilahirkan sama sekali, daripada dia harus menanggung kesalahannya dineraka nanti (Mrk 14:21). Jika jiwa seseorang dilenyapkan dalam neraka maka tidak akan ada bedanya dengan tidak pernah dilahirkan sama sekali.

siang malam tidak henti-hentinya disiksa

Mungkin argumen terkuat dari para penganut doktrin ini dapat ditemukan dalam kitab wahyu.

* Wahyu 14:11

Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."

Dengan mengatakan bahwa hukuman dineraka adalah hukuman sementara saja kelihatannya akan bertentangan dengan ayat ini. Karena untuk apa asap api yang menyiksa mereka naik keatas selama-lamanya jika hukuman itu hanya sementara saja?

Pertanyaannya: bagaimana seseorang bisa mengatakan bahwa Allah itu mahabaik, tapi dia sendiri percaya bahwa Allah menyiksa banyak orang selama-lamanya? bukankah seseorang dihukum sesuai dengan perbuatannya? lalu mengapa manusia yang hidup maximal hanya 100 tahun harus dihukum selama-lamanya?

Annihilationism

Sebagian teolog dari kalangan evangelikal yang jumlahnya semakin bertambah menentang doktrin bahwa pada akhirnya manusia akan disiksa selamanya dineraka. Sebagai ganti doktrin tersebut, mereka berargumen bahwa pada akhirnya nanti orang-orang yang menentang Allah akan dimusnahkan untuk selamanya, bukannya disiksa selamanya. Mereka akan dihukum sesuai dengan perbuatan mereka, setelah itu mereka akan dimusnahkan. Pandangan ini disebut Annihilationism (jerman: Vernichtung= pemusnahan, penghancuran).

Tanggapan terhadap ayat yang menyatakan disiksa selamanya

Para Annihilationists beranggapan bahwa neraka itu bukan berarti penderitaan yang kekal, melainkan konsekuensinya lah yang kekal. Mereka yang menentang Allah akan masuk ketempat siksaan yang kekal (Mat 25:46), akan mengalami hukuman kekal (Ibr 6:2), akan mengalami kebinasaan kekal (2Tes 1:9) sama seperti umat pilihan mengalami kelepasan/pembebasan kekal (Ibr 9:12). Umat pilihan tidak mengalami pembebasan selama-lamanya, dalam arti kata umat pilihan tidak dibebaskan terus menerus. Pembebasan mereka dikatakan kekal (selamanya) dalam arti bahwa sekali mereka dibebaskan, itu untuk selamanya. Seperti itu juga, mereka yang menentang Allah tidak mengalami hukum siksaan selamanya, karena sekali mereka dihukum dan dihancurkan, itu untuk selamanya.

* Yesaya 33:14

Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"

Para annihilationist mengatakan bahwa api itu kekal bukan dalam arti bahwa api itu akan membakar mereka selamanya, tetapi artinya adalah bahwa api itu tidak akan padam sebelum api itu melakukan apa yang menjadi 'tugas'nya, yaitu sebelum api itu membakar mereka ynag dilemparkan kedalamnya.

"The fire is unquenchable in the sense that one cannot hope to put it out before it consumes those trown into it. similarly, the worm is undying in the sense that there is no hope that it will be prevented from devouring the corpses of the comdemned" (E. Fudge, the fire that consumes) .

Karena alasan inilah, maka tidak ada yang dapat hidup ditempat seperti itu.

Para Annihilationists berargumen bahwa kitab wahyu itu sangat simbolik, sehingga tidak bisa diartikan secara literal. Dalam Kitab Yesaya yang kurang simbolik jika dibanding kitab Wahyu, penghakiman Allah digambarkan kekal dalam konteks yang tidak mungkin bisa diartikan secara literal. Contoh, Yesaya menuliskan bahwa siang dan malam api terus membakar Edom, asapnya akan naik keatas selamanya (Yes 34:10). Tentu saja ini hyperbola, karena api dan asap yang membakar Edom sudah tidak ada lagi.

Annihilationism dan Perjanjian Lama

Para Annihilationist sering mengutip perjanjian lama untuk membuktikan kebenaran doktrin yang dianutnya. Mereka berargumen bahwa narasi perjanjian lama adalah bahwa Allah mengijinkan kejahatan itu terjadi dan kemudian membinasakannya. Sebagai contoh dalam kej 6:7 Allah melihat kejahatan itu sudah menjadi-jadi dan tidak ada harapan untuk dirubah Allah berkata "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi....sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka".

Ini terulang lagi dalam kisah Sodom dan Gomorah (Kej 19:1-29). Penduduknya dihancurkan semua. Petrus mengutip kisah ini sebagai contoh bagaimana Allah menghakimi orang berdosa (2Ptr 2:6). Dalam seluruh Perjanjian Lama, Allah selalu menghakimi orang berdosa dengan membinasakan mereka.

Mereka yang menolak Allah, Allah akan menghapus nama mereka dari kolong langit (Ul 29:20). Yesaya memberi peringatan bahwa

* Yesaya 1:28

Tetapi orang-orang yang memberontak dan orang-orang berdosa akan dihancurkan bersama, dan orang-orang yang meninggalkan TUHAN akan habis lenyap.

dan lagi

* Yesaya 5:24

Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.

Pemusnahan orang berdosa itu topik yang cukup penting dalam kitab mazmur. Misalnya Pemazmur berkata bahwa Allah akan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk (Mzm 2:9). Mereka akan dihancurkan sehingga tidak akan dingat lagi oleh orang (Mzm 9:6; Mzm 34:16). Dalam perkataan Obaja "...mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada" (Oba 16). Dan masih banyak ayat lainnya seperti Mzm 37:2,9,10,20,34,38; Mzm 58:7-8.

Nahum 1:10 berkata bahwa orang berdosa akan lenyap dimakan seperti jerami. Maleakhi berkata bahwa orang fasik menjadi seperti jerami. Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi (Ams 12:7). Dan terakhir, bahwa penjahat tidak mempunyai masa depan (MKJV: hereafter). Annihilationist berargumen bahwa tidak mungkin mengatakan bahwa penjahat itu tidak mempunyai masa depan, jika mereka akan menghabiskan masa depannya selamanya dineraka.

* Yesaya 66:14 -15

66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.

66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

Mereka yang diselamatkan akan dibawa ke Yerusalem baru dan menerima kemuliaan dari Allah Tuhan (Yes 66:18-21 bdk Wah 5:9-10; 7:9-10; 21:22-26). Ini berarti semua yang menentang Allah sudah dimusnahkan terlebih dahulu.

Annihilationism dan Perjanjian Baru

Yohanes pembaptis mengatakan "setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Mat 3:10).

Yesus sendiri menggambarkan neraka sebagai api yang beberapa kali (Mat 7:19; 13:40; Yoh 15:6). Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa mereka yang murtad kepada Allah akan berakhir dengan pembakaran (Ibr 6:8).

Untuk mereka ynag menolak kebenaran yang tertinggal adalah "kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka" (Ibr 10:27). Kata 'menghanguskan' (NRSV: consumes) dalam konteks ini berarti pemusnahan total. Sama seperti kayu yang dibakar habis (Mzm 83:14; Yoel 2:5; Nahum 1:10 dll).

Yesus berkata Matius 10:28 "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." ini mengimplikasikan bahwa orang yang dilemparkan kedalam neraka tidak akan terus berada dalam keadaan sadar sampai selama-lamanya setelah mereka dihancurkan.

Yakobus mengajarkan bahwa hanya Allah lah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan (Yak 4:12). Paulus mengatakan bahwa seteru salib Kristus akan berakhir dnegan kebinasaan (1Tim 6:19). Dan jika ada yang menghancurkan bait Allah maka Allah akan menghancurkan orang tersebut (1Kor 3:17). Orang yang melawan Allah akan ditimpa kebinasaan yang tiba-tiba (1Tes 5:3). Hari penghakiman ini disebut juga hari kebinasaan orang fasik (2Ptr 3:7).

Ayat-ayat diatas akan bertentangan dengan doktrin bahwa mereka sebenarnya tidak dibinasakan atau dihancurkan sama sekali, melainkan disiksa sampai selama-lamanya.

Kekekalan hanya dijanjikan kepada orang benar (1Kor 15:42,50). Pengajaran ini mengimplikasikan bahwa orang fasik tetap tinggal dalam ketidak kekalan dan bisa binasa. Mereka yang tidak diberikan hidup kekal, hanya mempunyai hidup yang terbatas.

Yesus mengajarkan Mat ius10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya

Bagi annihilationist, perbedaan antara 'kematian', 'kehilangan nyawa', 'binasa' disatu sisi, dan 'kehidupan' disisi lain tidak compatible dengan pandangan 'sakit selamanya' didalam neraka. Kematian, kehilangan nyawa, binasa tidak bisa diartikan dengan mudah bahwa itu hanya sekedar bentuk lain dari kehidupan yaitu hidup ynag kekal, selamanya sakit/menderita.

Seperti kata Hughes "it would be hard to image a concept more confusing than that of death which means existing endlessly without the power to die".

Terakhir, annihilationist berargumen bahwa hanya pandangan ini lah yang benar sesuai dengan motif Alkitab , yaitu kemenangan Allah terhadap kejahatan. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa Kristus akan mempersatukan segala sesuatu (Ef 1:10,21-22) dan Allah akan menjadi 'semua didalam semua' (1Kor 15:28) jika ada dimensi lain diluar Allah dimana banyak orang disiksa selamanya disana? Bagaimana kita bisa menerima Alkitab yang mengatakan bahwa semua orang pada akhirnya akan sujud menyembah Allah (Fil 2:10-11; Rom 14:10-11) dan segala sesuatu akan diperdamaikan dengan Allah (Kol 1:20), jika pada faktanya banyak orang tetap hidup dalam kekekalan menentang Allah?

referensi :

Satan and the Problem of Evil (Gregory Boyd)

True Image (Hughes)

Fire that consumes (E.Fudge)

0 komentar:

Posting Komentar